Jujur adalah suatu kebenaran yang sesuai antara perkataan dan
kenyataan yang ada di dalam hati. Jujur tidak hanya diterapkan dalam perkataan
namun juga dalam perbuatan. Orang yang tidak jujur akan menghilangkan
kepribadian mukmin.
Perilaku harus diterapkan sejak kecil agar terbiasa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga,sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Berperilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari senantiasa membuat hati terasa nyaman dan damai. Namun jika berbohong, hati selalu diliputi rasa resah,gelisah dan ketidaktenangan dalam hidup.
Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjunjung tinggi kejujuran karena
sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi kejujuran adalah orang yang
menjunjung tinggi keadilan. Jika kita membiasakan hidup sehari-hari dengan
berlaku jujur , InsyaAllah hidup kita akan jauh dari kegelisahan.
Kita harus menanamkan dalam diri pentingnya berperilaku jujur dan
memikirkan akibat dari berbohong. Salah satu akibat dari berbohong adalah
hilangnya kepercayaan orang lain terhadap diri kita.
Perilaku jujur juga dapat mencegah adanya tindak korupsi dalam masyarakat.
Allah memerintahkan umatNya untuk mempunyai sifat ini yang tercantum pada
ayat dibawah ini :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang- orang yang benar (Jujur). (QS At Taubah : 119) “Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (QS.Muhammad: 21)
A. Pentingnya Perilaku Jujur
Berperilaku
jujur sehari - hari penting, karena jujur adalah sifat ahlakul karimah, yaitu
sifat terpuji. Jika jujur sudah menjadi kebiasaan sehari-hari kita, maka semua
pekerjaan akan terasa lebih tenang, semua masalah akan mudah terselesaikan.
Perilaku jujur bisa mendatangkan ketenangan dalam hati karena tidak ada beban
masalah. Jika kita suka berperilaku tidak jujur maka hidup kita akan senantiasa
resah dan gelisah.
Membisakan berperilaku jujur harus dari kecil agar tidak susah melakukannya. Cara membiasakan berperilaku jujur sejak kacil misalnya diajarkan untuk tidak mengambil barang orang lain tanpa seijin pemiliknya, mengembalikan kembalian yang terlalu banyak, mengatakan apapun sesuai dengan kenyataan, dan lain-lain.
Kita harus menanamkan kesadaran untuk selalu berperilaku jujur dan menyadari apa akibat dari kebohongan. Jika kita sudah bisa membiasakan berperilaku jujur maka kita mudah mendapat teman, mudah mendapat pekerjaan, mudah mendapat kesuksesan, dipercaya oleh orang lain, dan lain - lain.
Membisakan berperilaku jujur harus dari kecil agar tidak susah melakukannya. Cara membiasakan berperilaku jujur sejak kacil misalnya diajarkan untuk tidak mengambil barang orang lain tanpa seijin pemiliknya, mengembalikan kembalian yang terlalu banyak, mengatakan apapun sesuai dengan kenyataan, dan lain-lain.
Kita harus menanamkan kesadaran untuk selalu berperilaku jujur dan menyadari apa akibat dari kebohongan. Jika kita sudah bisa membiasakan berperilaku jujur maka kita mudah mendapat teman, mudah mendapat pekerjaan, mudah mendapat kesuksesan, dipercaya oleh orang lain, dan lain - lain.
Kita harus menyadari akibat dari kebohongan, sehingga kita bisa menjauhi sifat buruk tersebut. Contoh akibat dari kebohongan adalah hilangnnya kepercayaan orang lain terhadap kita, susah mendapatkan teman bahkan tidak memiliki teman, susah mendapat pekerjaan karena tidak dipercaya.
Itulah pentingnya kejujuran untuk kehidupan sehari - hari.
B.
Keutamaan Perilaku Jujur
Jujur merupakan sikap terpuji yang
dianjurkan oleh agama, ia selalu bersanding dengan kebenaran yang harus dikawal
dan ditegakkan, bahkan Allah SWT menyebut diri-Nya dengan Al-Haq yang
artinya Mahabenar.
Begitu juga para nabi dan Rasul-Nya selalu mempunyai sifat Ash-Shidq yang berarti jujur.Jujur mempunyai banyak manfaat dan khasiat bagi pelakunya baik di dunia maupun di akhirat. Setidaknya ada enam manfaat bagi orang yang jujur dalam perkataan maupun perbuatannya.
Pertama, perasaan enak dan hati
tenang, jujur akan membuat pelakunya menjadi tenang karena ia tidak takut akan
diketahui kebohongannya. Baginda Rasul SAW bersabda, ”Tinggalkanlah apa yang
meragukanmu menuju perkara yang tidak meragukanmu, sesungguhnya jujur adalah
ketenangan sedangkan dusta adalah keraguan.” (HR Turmudzi dari riwayat Hasan
bin Ali).
Kedua, mendapatkan keberkahan dalam
usahanya. Rasulullah SAW bersabda, ”Dua orang yang berjual beli mempunyai
pilihan (untuk melanjutkan transaksi ataupun membatalkannya) selama mereka
belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menjelaskan barangnya maka akan
diberkahi jual beli mereka, dan jika mereka merahasiakan dan berdusta maka
dihilangkan keberkahan jual beli mereka.” (HR Bukhari)
Ketiga, mendapat pahala seperti
pahala orang syahid di jalan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, ”Barang siapa
meminta mati syahid dengan jujur, maka Allah akan mengantarkannya ke dalam
golongan orang-orang syahid, walaupun ia mati di atas kasurnya.” (HR Muslim) .
Keempat, selamat dari bahaya. Orang
yang jujur walaupun pertama-tama ia merasa berat akan tetapi pada akhirnya ia
akan selamat dari berbagai bahaya. Rasulullah SAW telah bersabda,
”Berperangailah selalu dengan kejujuran! Jika engkau melihatnya jujur itu
mencelakakan maka pada hakikatnya ia merupakan keselamatan.” (HR Ibnu Abi
Ad-Dunya dari riwayat Manshur bin Mu’tamir).
Kelima, dijamin masuk surga,
sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW, ”Berikanlah kepadaku enam perkara
niscaya aku akan jamin engkau masuk surga: jujurlah jika engkau bicara,
tepatilah jika engkau berjanji, tunaikanlah jika engkau diberi amanat, jagalah
kemaluanmu, tundukkan pandanganmu, dan jagalah tanganmu.” (HR Ahmad dari
riwayat ‘Ubadah bin Ash-Shamit).
Keenam, dicintai oleh Allah dan
Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, ”Jika engkau ingin dicintai oleh Allah dan
Rasul-Nya, maka tunaikanlah jika engkau diberi amanah, jujurlah jika engkau
bicara, dan berbuat baiklah terhadap orang sekelilingmu.” (HR Ath-Thabrani).
Demikianlah, jujur penting sekali, terutama di masa ketika segala aspek
kehidupan dipenuhi kepalsuan dan dusta. Di manapun berada, kejujuran harus di
atas segalanya. Jujur adalah simbol profesionalisme kerja dan inti dari
kebaikan hati nurani seseorang.
C. Macam – Macam Kejujuran
1. Jujur dalam niat dan kehendak. Ini kembali
kepada keikhlasan. Kalau suatu amal tercampuri dengan kepentingan dunia, maka
akan merusakkan kejujuran niat, dan pelakunya bisa dikatakan sebagai pendusta,
sebagaimana kisah tiga orang yang dihadapkan kepada Allah, yaitu seorang
mujahid, seorang qari’, dan seorang dermawan. Allah menilai ketiganya telah
berdusta, bukan pada perbuatan mereka tetapi pada niat dan maksud mereka.
2. Jujur dalam ucapan. Wajib bagi seorang hamba menjaga lisannya, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan terang di antara macam-macam kejujuran.
3. Jujur dalam tekad dan memenuhi janji. Contohnya seperti ucapan seseorang, “Jikalau Allah memberikan kepadaku harta, aku akan membelanjakan semuanya di jalan Allah.” Maka yang seperti ini adalah tekad. Terkadang benar, tetapi adakalanya juga ragu-ragu atau dusta. Hal ini sebagaimana firman Allah: “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya).” (QS. al-Ahzab: 23)
Dalam ayat yang lain, Allah
berfirman,
“Dan di antara mereka ada orang
yang telah berikrar kepada Allah, ‘Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian
karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami
termasuk orang-orang yang saleh.’ Maka, setelah Allah memberikan kepada mereka
sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan
mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).” (QS.
at-Taubah: 75-76)
4. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batin, hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dengan amal batin, sebagaimana dikatakan oleh Mutharrif, “Jika sama antara batin seorang hamba dengan lahiriahnya, maka Allah akan berfirman, ‘Inilah hambaku yang benar/jujur.’”
5. Jujur dalam kedudukan agama. Ini adalah kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana jujur dalam rasa takut dan pengharapan, dalam rasa cinta dan tawakkal. Perkara-perkara ini mempunyai landasan yang kuat, dan akan tampak kalau dipahami hakikat dan tujuannya. Kalau seseorang menjadi sempurna dengan kejujurannya maka akan dikatakan orang ini adalah benar dan jujur, sebagaimana firman Allah,
“Sesungguhnya orang-orang yang
beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian
mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada
jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. al-Hujurat: 15)
Realisasi perkara-perkara ini
membutuhkan kerja keras. Tidak mungkin seseorang manggapai kedudukan ini hingga
dia memahami hakikatnya secara sempurna. Setiap kedudukan (kondisi) mempunyai
keadaannya sendiri-sendiri. Ada kalanya lemah, ada kalanya pula menjadi kuat.
Pada waktu kuat, maka dikatakan sebagai seorang yang jujur. Dan jujur pada
setiap kedudukan (kondisi) sangatlah berat. Terkadang pada kondisi tertentu dia
jujur, tetapi di tempat lainnya sebaliknya. Salah satu tanda kejujuran adalah
menyembunyikan ketaatan dan kesusahan, dan tidak senang orang lain
mengetahuinya.
1.
Jujur dalam berbicara.
Jujur dalam perkataan adalah bentuk kejmasyhur. Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya , yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata sindiran karena hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu.
Ketika hendak pergi berperang, Rasulullah saw. selalu menyembunyikan maksudnya agar tidak terdengar oleh pihak musuh karena dikhawatirkan mereka akan siaga untuk memerangi beliau. Rasulullah saw. bersabda,
"Tidaklah 9dikatakan) pendusta orang yang
mendamaikan manusia, berkata baik, dan menyampaikan (berita) baik." (HR Bukhari
dan Muslim)
Seorang hamba wajib jujur ketika dia bermunajat kepada Tuhannya. Misalkan jika dia berikrar, "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi," tetapi ternyata hatinya tidak pernah mengingat Allah swt. dan sibuk dengan kepentingan dunia. Itu berarti dia telah berbohong. Ini adalah perkara yang berkaitan dengan niat yang tulus adalah fondasi setiap amal.
Setiap muslim dituntut untuk selalu berkata jujur, walau pun bercanda. Rasulullah saw. bersabda,
"Aku akan menjamin rumah dipinggiran surga bagi
orang yang meninggalkan perdebatan walau pun (dalam posisi) benar, dan (aku
akan menjamin) rumah di tengah-tengah surga bagi orang yang meninggalkan kata dusta
dalam keadaan bercanda, dan (aku akan menjamin) rumah di surga yang paling
tinggi bagi orang yang berbudi pekerti tinggi bagi orang yang berbudi pekerti
mulia." (HR Abu Dawud; hadits hasan)
Setiap muslim wajib jujur ketika berjual beli. Dengan kata lain, dia harus berkata jujur, tidak menyuap dan tidak menipu. Tersebarnya Islam di seluruh belahan negara Afrika, bahkan di seluruh pelosok dunia, disebabkan oleh kejujuran orang-orang muslim dalam praktik jual-beli mereka. Orang-orang non muslim takjub dengan kejujuran dan toleransi yang ada pada tubuh umat Islam. Itulah yang menyebabkan mereka berbondong-bondong memeluk Islam. Kini, umat Islam. Kini umat Islam sangat membutuhkan etika dan transaksi yang telah diatur oleh Islam demi mewujudkan kebahagiaan seluruh umat manusia.
Kekasih Allah swt. Ibrahim a.s., telah memohon Allah swt. agar menganugerahinya lisan yang jujur. Sebagaimana firman-Nya,
D.
Petaka Kebohongan
Tidak sedikit
orang yang menganggap sepele akan bahayanya dusta. Banyak orang yang melakukan
dusta dan berpura-pura sewaktu mereka bergurau dan berkelakar, padahal dengan
kebiasaan itu lama-kelamaan akan menjadi terbiasa hingga akan membudaya. Oleh
karena itu sebaiknya kita usahakan untuk menghindarkan dan menjauhi sikap
berdusta, sebab hal itu merupakan penyakit yang sangat membahayakan pribadi
kita dan orang lain akan menilai kita sebagai orang yang tidak jujur. Padahal
untuk menjadi orang jujur itu sendiri amatlah berat kalau tidak dilatih secara
tekun. Hingga bung Hatta pernah berkata ”Kurang cerdas dapat di perbaiki dengan
belajar, kurang cakap bisa dihilangkan dengan pengalaman. Tetapi kurang jujur
payah untuk memperbaikinya.” Sekali engkau berdusta dan diketahui orang
lain,” kata Aristoteles, “maka orang tidak akan percaya lagi kepadamu di
waktu engkau berkata benar.” (L.T Takhrudin: Pribadi-Pribadi Yang
Berpengaruh).
Akan tetapi
dalam kenyatanyaan banyak orang yang tidak bisa berbuat jujur, baik dari segi
ucapan ataupun perbuatannya. Contohnya perbuatan korupsi dan kebiasaan
mencontek.
Korupsi adalah
tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatannya guna meraih
keuntungan pribadi dan merugikan kepentingan umum. (A.Ubaedillah: Pendidikan
Kewarganegaraan). Di indonesia korupsi merupakan permasalahan besar yang
sampai saat ini belum bisa di tuntaskan, karena sudah membudaya dan mendarah
daging. Korupsi itu merupakan perbutan tidak jujur karna di dalamnya banyak
terdapat bebohongan-kebohongan publik dan merugikan negara.
Begitu juga
dengan kebisaan mencontek yang dilakukan seorang pelajar pada saat ujian.
Mencontek merupakan perbuatan tidak jujur dan tidak percaya diri terhap
kemampuan dirinya. Perbuatan mencontek akan berdampakpada buruk pada generasi
bangsa ini karna hanya mengandalkan kemampuan orang lain, sementara dirinya
tidak mau berusaha untuk meningkatkan kemampuannya sendiri. Apabila kebiasa
mencontek ini tidak diatasi dari sekarang, maka kedepannya generasi bangsa ini
akan bodoh dan terbelakang.
Itulah bagaiman
pentingnya berprilaku jujur dalam kehidupan bermasyarakat dan negara , karena
maju dan mundurnya suatu negara tergantung pada generasi-generasi penerusnya.
Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa marilah kita biasakan
berprilaku jujur baik dalam ucapan ataupun perbuatan kita, karena kejujuran
akan membawa kita kepada kebaikan dunia dan akhirat.
E.
Hikmah Perilaku Jujur
1.
Jujur adalah tindakan yang mulia.
2.
Dengan jujur kita akan dipercaya orang lain. Jika ada
orang yang memberi amanah atau tugas kepada kita, kalau kita jujur. Maka orang
itu dengan rasa penuh percaya memberikan amanah atau tugas itu kepada kita.
3.
Dengan bertindak maupun berkata jujur. Kita tidak akan
membohongi diri sendiri maupun orang lain.
4.
Dengan jujur hidup kita tidak akan terasa was-was.
Karena tidak di tutupi oleh kebohongan.
5.
Kalau kita pernah berbohong sekali, maka kita akan
berbohong lagi untuk menutupi kebohongan sebelumnya.
6.
Orang jujur lebih tinggi kehormatannya dibandingakan
dengan orang yang tidak jujur atau berbohong.
Kesimpulan
Kejujuran merupakan sifat yang
tertanam pada diri manusia yang pada dasarnya kemauan pada diri manusia itu
sendiri dengan membiasakan diri dan rasa kepercayaan diri yang kuat akan
cenderung berdampak positif dari pada negative. Jika menerapkan sikap jujur,
secara tidak langsung kita telah melatih kemampuan kita. Sampai dimana
kemampuan kita? Itu pernyataan yang akan timbul dan terjawab sendiri dengan
hasil yang di peroleh.
PENUTUP
Saran :
Kita
sebagai seorang muslim harus bisa berperilaku jujur dalam melakukan pekerjaan dan
aktifitas sehari-hari karena keutamaan berpelrilaku jujur akan berperasaan
enak dan hati tenang, jujur
mendapatkan
keberkahan dalam usahanya dan Dengan jujur kita akan dipercaya orang lain
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)