Selasa, 06 Januari 2015

Pentingnya Perilaku Jujur


Jujur adalah suatu  kebenaran yang sesuai antara perkataan dan kenyataan yang ada di dalam hati. Jujur tidak hanya diterapkan dalam perkataan namun juga dalam perbuatan. Orang yang tidak jujur akan menghilangkan kepribadian mukmin.

Perilaku harus diterapkan sejak kecil agar terbiasa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga,sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Berperilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari senantiasa membuat hati terasa nyaman dan damai. Namun jika berbohong, hati selalu diliputi rasa resah,gelisah dan ketidaktenangan dalam hidup.

Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjunjung tinggi kejujuran karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi kejujuran adalah orang yang menjunjung tinggi keadilan. Jika kita membiasakan hidup sehari-hari dengan berlaku jujur , InsyaAllah hidup kita akan jauh dari kegelisahan.

Kita harus menanamkan dalam diri pentingnya berperilaku jujur dan memikirkan akibat dari berbohong. Salah satu akibat dari berbohong adalah hilangnya kepercayaan orang lain terhadap diri kita.

Perilaku jujur juga dapat mencegah adanya tindak korupsi dalam masyarakat.
Allah memerintahkan umatNya untuk mempunyai sifat ini yang tercantum pada ayat dibawah ini :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang- orang yang benar (Jujur). (QS At Taubah : 119)
“Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (QS.Muhammad: 21)

A.    Pentingnya Perilaku Jujur

Berperilaku jujur sehari - hari penting, karena jujur adalah sifat ahlakul karimah, yaitu sifat terpuji. Jika jujur sudah menjadi kebiasaan sehari-hari kita, maka semua pekerjaan akan terasa lebih tenang, semua masalah akan mudah terselesaikan. Perilaku jujur bisa mendatangkan ketenangan dalam hati karena tidak ada beban masalah. Jika kita suka berperilaku tidak jujur maka hidup kita akan senantiasa resah dan gelisah.

   Membisakan berperilaku jujur harus dari kecil agar tidak susah melakukannya. Cara membiasakan berperilaku jujur sejak kacil misalnya diajarkan untuk tidak mengambil barang orang lain tanpa seijin pemiliknya, mengembalikan kembalian yang terlalu banyak, mengatakan apapun sesuai dengan kenyataan, dan lain-lain.
   Kita harus menanamkan kesadaran untuk selalu berperilaku jujur dan menyadari apa akibat dari kebohongan. Jika kita sudah bisa membiasakan berperilaku jujur maka kita mudah mendapat teman, mudah mendapat pekerjaan, mudah mendapat kesuksesan, dipercaya oleh orang lain, dan lain - lain.

   Kita harus menyadari akibat dari kebohongan, sehingga kita bisa menjauhi sifat buruk tersebut. Contoh akibat dari kebohongan adalah hilangnnya kepercayaan orang lain terhadap kita, susah mendapatkan teman bahkan tidak memiliki teman, susah mendapat pekerjaan karena tidak dipercaya.

 Itulah pentingnya kejujuran untuk kehidupan sehari - hari.
B.     Keutamaan Perilaku Jujur
Jujur merupakan sikap terpuji yang dianjurkan oleh agama, ia selalu bersanding dengan kebenaran yang harus dikawal dan ditegakkan, bahkan Allah SWT menyebut diri-Nya dengan Al-Haq yang artinya Mahabenar.

Begitu juga para nabi dan Rasul-Nya selalu mempunyai sifat Ash-Shidq yang berarti jujur.Jujur mempunyai banyak manfaat dan khasiat bagi pelakunya baik di dunia maupun di akhirat. Setidaknya ada enam manfaat bagi orang yang jujur dalam perkataan maupun perbuatannya.
Pertama, perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat pelakunya menjadi tenang karena ia tidak takut akan diketahui kebohongannya. Baginda Rasul SAW bersabda, ”Tinggalkanlah apa yang meragukanmu menuju perkara yang tidak meragukanmu, sesungguhnya jujur adalah ketenangan sedangkan dusta adalah keraguan.” (HR Turmudzi dari riwayat Hasan bin Ali).
Kedua, mendapatkan keberkahan dalam usahanya. Rasulullah SAW bersabda, ”Dua orang yang berjual beli mempunyai pilihan (untuk melanjutkan transaksi ataupun membatalkannya) selama mereka belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menjelaskan barangnya maka akan diberkahi jual beli mereka, dan jika mereka merahasiakan dan berdusta maka dihilangkan keberkahan jual beli mereka.” (HR Bukhari)
Ketiga, mendapat pahala seperti pahala orang syahid di jalan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, ”Barang siapa meminta mati syahid dengan jujur, maka Allah akan mengantarkannya ke dalam golongan orang-orang syahid, walaupun ia mati di atas kasurnya.” (HR Muslim) .
Keempat, selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia merasa berat akan tetapi pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya. Rasulullah SAW telah bersabda, ”Berperangailah selalu dengan kejujuran! Jika engkau melihatnya jujur itu mencelakakan maka pada hakikatnya ia merupakan keselamatan.” (HR Ibnu Abi Ad-Dunya dari riwayat Manshur bin Mu’tamir).
Kelima, dijamin masuk surga, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW, ”Berikanlah kepadaku enam perkara niscaya aku akan jamin engkau masuk surga: jujurlah jika engkau bicara, tepatilah jika engkau berjanji, tunaikanlah jika engkau diberi amanat, jagalah kemaluanmu, tundukkan pandanganmu, dan jagalah tanganmu.” (HR Ahmad dari riwayat ‘Ubadah bin Ash-Shamit).
Keenam, dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, ”Jika engkau ingin dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka tunaikanlah jika engkau diberi amanah, jujurlah jika engkau bicara, dan berbuat baiklah terhadap orang sekelilingmu.” (HR Ath-Thabrani). Demikianlah, jujur penting sekali, terutama di masa ketika segala aspek kehidupan dipenuhi kepalsuan dan dusta. Di manapun berada, kejujuran harus di atas segalanya. Jujur adalah simbol profesionalisme kerja dan inti dari kebaikan hati nurani seseorang.
C. Macam – Macam Kejujuran
1. Jujur dalam niat dan kehendak. Ini kembali kepada keikhlasan. Kalau suatu amal tercampuri dengan kepentingan dunia, maka akan merusakkan kejujuran niat, dan pelakunya bisa dikatakan sebagai pendusta, sebagaimana kisah tiga orang yang dihadapkan kepada Allah, yaitu seorang mujahid, seorang qari’, dan seorang dermawan. Allah menilai ketiganya telah berdusta, bukan pada perbuatan mereka tetapi pada niat dan maksud mereka.

2.
Jujur dalam ucapan. Wajib bagi seorang hamba menjaga lisannya, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan terang di antara macam-macam kejujuran.

3. Jujur dalam tekad dan memenuhi janji. Contohnya seperti ucapan seseorang, “Jikalau Allah memberikan kepadaku harta, aku akan membelanjakan semuanya di jalan Allah.” Maka yang seperti ini adalah tekad. Terkadang benar, tetapi adakalanya juga ragu-ragu atau dusta. Hal ini sebagaimana firman Allah:
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya).” (QS. al-Ahzab: 23)
Dalam ayat yang lain, Allah berfirman,
“Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah, ‘Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.’ Maka, setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).” (QS. at-Taubah: 75-76)

4. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batin, hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dengan amal batin, sebagaimana dikatakan oleh Mutharrif, “Jika sama antara batin seorang hamba dengan lahiriahnya, maka Allah akan berfirman, ‘Inilah hambaku yang benar/jujur.’”

5. Jujur dalam kedudukan agama. Ini adalah kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana jujur dalam rasa takut dan pengharapan, dalam rasa cinta dan tawakkal. Perkara-perkara ini mempunyai landasan yang kuat, dan akan tampak kalau dipahami hakikat dan tujuannya. Kalau seseorang menjadi sempurna dengan kejujurannya maka akan dikatakan orang ini adalah benar dan jujur, sebagaimana firman Allah,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. al-Hujurat: 15)
Realisasi perkara-perkara ini membutuhkan kerja keras. Tidak mungkin seseorang manggapai kedudukan ini hingga dia memahami hakikatnya secara sempurna. Setiap kedudukan (kondisi) mempunyai keadaannya sendiri-sendiri. Ada kalanya lemah, ada kalanya pula menjadi kuat. Pada waktu kuat, maka dikatakan sebagai seorang yang jujur. Dan jujur pada setiap kedudukan (kondisi) sangatlah berat. Terkadang pada kondisi tertentu dia jujur, tetapi di tempat lainnya sebaliknya. Salah satu tanda kejujuran adalah menyembunyikan ketaatan dan kesusahan, dan tidak senang orang lain mengetahuinya.
1.      Jujur dalam berbicara. 

Jujur dalam perkataan adalah bentuk kejmasyhur. Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya , yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata sindiran karena hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu.


Ketika hendak pergi berperang, Rasulullah saw. selalu menyembunyikan maksudnya agar tidak terdengar oleh pihak musuh karena dikhawatirkan mereka akan siaga untuk memerangi beliau. Rasulullah saw. bersabda,

"Tidaklah 9dikatakan) pendusta orang yang mendamaikan manusia, berkata baik, dan menyampaikan (berita) baik." (HR Bukhari dan Muslim)

Seorang hamba wajib jujur ketika dia bermunajat kepada Tuhannya. Misalkan jika dia berikrar, "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi," tetapi ternyata hatinya tidak pernah mengingat Allah swt. dan sibuk dengan kepentingan dunia. Itu berarti dia telah berbohong. Ini adalah perkara yang berkaitan dengan niat yang tulus adalah fondasi setiap amal.

Setiap muslim dituntut untuk selalu berkata jujur, walau pun bercanda. Rasulullah saw. bersabda,
"Aku akan menjamin rumah dipinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walau pun (dalam posisi) benar, dan (aku akan menjamin) rumah di tengah-tengah surga bagi orang yang meninggalkan kata dusta dalam keadaan bercanda, dan (aku akan menjamin) rumah di surga yang paling tinggi bagi orang yang berbudi pekerti tinggi bagi orang yang berbudi pekerti mulia." (HR Abu Dawud; hadits hasan)

Setiap muslim wajib jujur ketika berjual beli. Dengan kata lain, dia harus berkata jujur, tidak menyuap dan tidak menipu. Tersebarnya Islam di seluruh belahan negara Afrika, bahkan di seluruh pelosok dunia, disebabkan oleh kejujuran orang-orang muslim dalam praktik jual-beli mereka. Orang-orang non muslim takjub dengan kejujuran dan toleransi yang ada pada tubuh umat Islam. Itulah yang menyebabkan mereka berbondong-bondong memeluk Islam. Kini, umat Islam. Kini umat Islam sangat membutuhkan etika dan transaksi yang telah diatur oleh Islam demi mewujudkan kebahagiaan seluruh umat manusia.

Kekasih Allah swt. Ibrahim a.s., telah memohon Allah swt. agar menganugerahinya lisan yang jujur. Sebagaimana firman-Nya,
D.    Petaka Kebohongan
Tidak sedikit orang yang menganggap sepele akan bahayanya dusta. Banyak orang yang melakukan dusta dan berpura-pura sewaktu mereka bergurau dan berkelakar, padahal dengan kebiasaan itu lama-kelamaan akan menjadi terbiasa hingga akan membudaya. Oleh karena itu sebaiknya kita usahakan untuk menghindarkan dan menjauhi sikap berdusta, sebab hal itu merupakan penyakit yang sangat membahayakan pribadi kita dan orang lain akan menilai kita sebagai orang yang tidak jujur. Padahal untuk menjadi orang jujur itu sendiri amatlah berat kalau tidak dilatih secara tekun. Hingga bung Hatta pernah berkata ”Kurang cerdas dapat di perbaiki dengan belajar, kurang cakap bisa dihilangkan dengan pengalaman. Tetapi kurang jujur payah untuk memperbaikinya.” Sekali engkau berdusta dan diketahui orang lain,”  kata Aristoteles, “maka orang tidak akan percaya lagi kepadamu di waktu engkau berkata benar.” (L.T Takhrudin: Pribadi-Pribadi Yang Berpengaruh).
Akan tetapi dalam kenyatanyaan banyak orang yang tidak bisa berbuat jujur, baik dari segi ucapan ataupun perbuatannya. Contohnya perbuatan korupsi dan kebiasaan mencontek.
Korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatannya guna meraih keuntungan pribadi dan merugikan kepentingan umum. (A.Ubaedillah: Pendidikan Kewarganegaraan). Di indonesia korupsi merupakan permasalahan besar yang sampai saat ini belum bisa di tuntaskan, karena sudah membudaya dan mendarah daging. Korupsi itu merupakan perbutan tidak jujur karna di dalamnya banyak terdapat bebohongan-kebohongan publik dan merugikan negara.
Begitu juga dengan kebisaan mencontek yang dilakukan seorang pelajar pada saat ujian. Mencontek merupakan perbuatan tidak jujur dan tidak percaya diri terhap kemampuan dirinya. Perbuatan mencontek akan berdampakpada buruk pada generasi bangsa ini karna hanya mengandalkan kemampuan orang lain, sementara dirinya tidak mau berusaha untuk meningkatkan kemampuannya sendiri. Apabila kebiasa mencontek ini tidak diatasi dari sekarang, maka kedepannya generasi bangsa ini akan bodoh dan terbelakang.
Itulah bagaiman pentingnya berprilaku jujur dalam kehidupan bermasyarakat dan negara , karena maju dan mundurnya suatu negara tergantung pada generasi-generasi penerusnya. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa marilah kita biasakan berprilaku jujur baik dalam ucapan ataupun perbuatan kita, karena kejujuran akan membawa kita kepada kebaikan dunia dan akhirat.


E.     Hikmah Perilaku Jujur
1.      Jujur adalah tindakan yang mulia.
2.      Dengan jujur kita akan dipercaya orang lain. Jika ada orang yang memberi amanah atau tugas kepada kita, kalau kita jujur. Maka orang itu dengan rasa penuh percaya memberikan amanah atau tugas itu kepada kita.
3.      Dengan bertindak maupun berkata jujur. Kita tidak akan membohongi diri sendiri maupun orang lain.
4.      Dengan jujur hidup kita tidak akan terasa was-was. Karena tidak di tutupi oleh kebohongan.
5.      Kalau kita pernah berbohong sekali, maka kita akan berbohong lagi untuk menutupi kebohongan sebelumnya.
6.      Orang jujur lebih tinggi kehormatannya dibandingakan dengan orang yang tidak jujur atau berbohong.



Kesimpulan

Kejujuran merupakan sifat yang tertanam pada diri manusia yang pada dasarnya kemauan pada diri manusia itu sendiri dengan membiasakan diri dan rasa kepercayaan diri yang kuat akan cenderung berdampak positif dari pada negative. Jika menerapkan sikap jujur, secara tidak langsung kita telah melatih kemampuan kita. Sampai dimana kemampuan kita? Itu pernyataan yang akan timbul dan terjawab sendiri dengan hasil yang di peroleh.





PENUTUP


Saran :

Kita sebagai seorang muslim harus bisa berperilaku jujur dalam melakukan pekerjaan dan aktifitas sehari-hari karena keutamaan berpelrilaku jujur akan berperasaan enak dan hati tenang, jujur mendapatkan keberkahan dalam usahanya dan Dengan jujur kita akan dipercaya orang lain

1 komentar:

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus